Topik Populer :
Home » » Kebijakan Umar dan Tangisan Anak

Kebijakan Umar dan Tangisan Anak

Jumat, 24 Mei 2013 | 0 komentar

Oleh Erdy Nasrul


DI satu hari, Khalifah Umar bin Khattab mendapat giliran meronda, dia berkeliling kampong disekitar rumahnya sepanjang malam. Ketika itu ia temukan sebuah kafilah dating beristirahat di kampungnya. Umar memperhatikan satu-persatu anggota kafilah  itu secara diam-diam.

Ketika memperhatikan, umar mendengar tangisan bayi , Umar meng hampiri tempat bayi tersebut sembari berkata kepada sang ibu, unruk menghentikan tangisan anaknya.

Karena masih menangis terus , Umar kembali menegur sang ibu untuk kedua kalinya, Ibu itu berkata, “Saya belum berhak mendapatkan subsidi anak, Pemerintahan Umar baru memberikannya jika anak sudah disapih. Saya membiarkan anak saya begitu saja supaya terlihat sudah disapih dan berharap bias mendapat subsidi.

Mendengar ungkapan itu Umar langsung menangis. Ia membayangkan sudah berapa banyak bayi terlantar karena kebijakan yang ia buat salah. Keesokan harinya Umar mengumumkan perubahan kebijakan . semua anak, sejak pertama kali lahir berhak mendapat subsidi pemerintah.

Bias dibayangkan , karena tangisan anak Umar merubah kebijakannya. Berbeda dengan di Indonesia, tangisan bahkan kematian bayi, belum tentu merubah kebijakan kita.

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar